Minggu, 05 November 2017

Semua sudah terlambat


Namaku Selly, terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Aku adalah orang yang selalu menjadi bahan ejekan disekolah. Sekarang tidak lagi, setelah aku mengenal lelaki itu

Mencintai adalah hal yang belum pernah aku rasakan selama hidupku. Aku tidak pernah punya waktu berfikir hal seperti itu, dipikiranku bagimana caraku untuk menjadi siswa berprestasi ditempatku bersekolah. Dan tanpa aku sadari, semuanya terjadi tanpa sengaja pada saat itu.

***
Aku berjalan menyelusuri koridor sekolah sambil mengelap keringat yang terus saja bercucuran membasahi wajahku -karena aku kesekolah hanya mengayuh sepeda-.
Banyak sekali pasang mata yang melihatku pagi ini, entah apakah ada yang salah? Tapi aku merasa benarr-benar menjadi tontonan semua orang disekolah ini sekarang dan aku bersiap-siap pasti akan menjadi bahan ejekan lagi.

"Hei, kalian semua apa-apaan sih? Kok kalian sampai ngeliatin kayak gitu?"
Aku jelas kaget, baru sekali ini ada orang yang membelaku. Aku langsung mencari dari mana sumber suara itu, dan aku melihat wajah yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Lelaki bertumbuh tinggi, mata biru, dengan senyuman yang manis.

Semua mata yang menatapku tadi, sekarang malah dengan sinis lelaki yang membelaku tadi. Aku segera menarik tangannya dan langsung lari secepat mungkin meninggalkan tempat itu sebelum terjadi apa-apa.

Akhirnya kami berdua sampai ditempat yang lebih aman dari tempat sebelumnya.
"Kenapa kamu membelaku? Sedangkan aku tidak mengenal kamu, dan kamu tidak mengenal aku" aku langsung bicara
"Apa aku boleh tau siapa namamu?" dia malah balik bertanya
Mau tidak mau aku menjawab "Namaku selly, kamu?"
"Dani. Senang bertemu denganmu, Selly".
"Hei kamu belum menjawab pertanyaanku, Dani"
"Yang mana?" dia pura-pura tidak tau
"Kenapa kamu membelaku?"
"Karena aku ingin berteman denganmu, Sel" ujarnya santai
"Aku anak orang miskin, kamu tentu tidak akan mau berteman denganku jika kamu tau kehidupanku. Itulah alasan kenapa aku selalu menjadi bahan ejekan" Aku menjelaskan
"Tapi apakah salah jika aku ingin berteman?" tanyanya
"Tidak, tentu saja tidak" aku menjawab dengan girang
Tiba-tiba suasana menjadi hening.
"Satu menit, dua menit, tiga menit, empat men..." aku menghitung dalam hati
Terdengar suara bel yang menandakan proses belajar-mengajar akan segera dimulai
"kau tidak masuk?" tanyanya
"Ini aku mau ke kelas, sampai jumpa, Dani"
"Baiklah sampai jumpa" jawabnya

Aku masuk ke kelas dengan senyuman yang lebar selama aku bersekolah disini.
Ya tentu saja Dani lah yang membuatku bahagia pagi ini.

Aku bersekolah di SMAN-1 Palangkaraya dan sekarang aku duduk di kelas XI jurusan IPA.

Beberapa menit akhirnya aku sampai dikelas dan bergegas segera ketempat dudukku sebelum Pak Kamil masuk. Pak Kamil adalah guru favoritku disekolah, dia adalah guru Fisika sekaligus wakil kepala sekolah. Pak Kamil bertubuh gempal, berkacamata, dan dia sangat galak.

Baru saja rasanya aku duduk, eh Pak Kamil sudah masuk ke kelas dengan wajah galak seperti biasanya
"Selamat pagi anak-anak" sapanya
"Pagi, Pak" jawab kami serempak
"Hari ini kalian kedatangan teman baru. Hei kamu, silahkan masuk"
Teman-teman sekelas langsung riuh mendengar bahwa akan ada murid baru
"Cewek atau cowok sih?"
"Kalau cowok, kayaknya ganteng deh"
"Semoga aja ganteng"
"Eh, tadi pagi aku ada liat. Dia cowok, pokoknya ganteng banget"
"Dia pasti terpesona liat gue"
Pokoknya macam-macam percakapan mereka, persis seperti dipasar ikan saja

Seseorang itupun masuk ke kelas, aku jelas kaget
"Bukankah lelaki itu yang membelaku tadi? Ah, astaga itu kan Dan" ucapku dalam hati
Kelas semakin riuh
"Astaga ganteng sekali"
"Ya ampun ini ganteng"
Atau apakah itu, aku malas mendengarkan
"Semuanya diam!!" akhirnya Pak Kamil angkat suara
"Perkenalkan dirimu" lanjut Pak Kamil
"Hai semua, namaku Dari Indrawan, kalian bisa memanggiku Dari saja. Terima kasih"
"Sudah? Silahkan pilih tempat duduk mu" ucap Pak Kamil
"saya boleh duduk disitu, Pak?" Dan berbicara sambil menunjuk tempat duduk kosong disebelahku
"Tentu saja"
Dani berjalan kearahku, semua menatap dengan heran. Bukankah selama ini tidak ada orang yang mau duduk disampingku?

Dan duduk dan langsung menyapaku
"Hai, Sel. Gak nyangka ya kita bisa sekelas"
"Hai, Dan" jawabku sambil tersenyum
"Hai, Dani. Kenalin nama gue Aurin, gue orang tercantik disekolah ini dan yang punya sekolah ini bokap gue" Aurin menjabat tangan Dan dengan gaya sok berkuasa
"Oh iya, kok loe mau sih duduk didekat cewek miskin ini? Coba loe duduk di samping gue aja" lanjut Airin
Dari hanya tersenyum dam menggeleng kepala.

Mulai dari hari itu aku dan Dan menjadi teman baik. Disaat aku menjadi bahan ejekan, dia selalu membelaku, dia selalu ada untukku. Dimana ada aku, pasti disitu ada Dan, dan begitu pun sebaliknya. Kami sudah seperti sodara.
Dia sudah berkali-kali kerumahku, dia bahkan sudah akrab dengan kedua orangtuaku
 Dan Dani selalu menjemput dan mengantarkanku pulang. Sekarang aku sudah tidak menjadi bahan ejekan lagi.
Aku kenal dengan orang tua Dani. Mereka orang yang kaya raya, tapi tidak sombong. Itulah alasanku menyukai keluarga mereka.

Beberapa tahun kemudian, aku dan Dani lulus dengan hasil yang memuaskan. Aku posisi pertama dan dia diposisi kedua. Aku dan Dan memutuskan untuk kuliah di Universitas Palangkaraya, dia mengambil jurusan Statistika dan aku mengambil jurusan Ilmu Fisika.
Semuanya berjalan sesuai yang kamu rencanakan, kami lulus tes

Aku dan Dani semakin dekat.
Disaat dia menjemputku, dia berbicara hal yang penting untuk masa depanku
"Sel, tadi aku dapat brosur. Salah satu penerbit ternama sedang mengadakan lomba menulis cerpen. Kamu tertarik tidak? Kan cerpenmu bagus-bagus"
"Benarkah? Bisa antar aku kesana?" tanyaku kegirangan
"Tentu saja"

Kami segera menuju alamat yang tertera dan aku mendaftarkan diri.
"Lombanya mulai besok lusa, Mbak. Ini alamatnya,acaranya dimulai jam 13.00" ucap wanita tempat aku mendaftar tersebut. Sesudah mendaftar, aku dan Dan bergegas pulang.

Hari H pun tiba. Dan menjemputku dan kamu langsung berangkat ke tujuan.
Kami tiba disana tepat jam 12.00, artinya satu jam lagi acaranya dimulai
"Semangat, Sel. Jangan lupa berdoa, aku selalu mendoakanmu disini. Ingat, usaha tidak pernah mengecewakan hasil"
"Terimakasih" aku langsung memeluk Dari

Acara pun dimulai, ternyata nasib baik memihak kepadaku. Aku memenangi perlombaan.
Aku menangis terharu dan langsung turun kebawah untuk memeluk Dan.
"Terima kasih Tuhan, aku bisa merubah hidupku" ucapku dalam hati

***
Semua berjalan sangat cepat rasanya. Kini aku menjadi penulis, aku juga bisa membeli rumah dan kendaraan dari hasil jerih payahku sendiri. Sekarang hidupku benar-benar berubah.

Banyak sekali laki-laki yang mendekatiku, tapi sekarang aku sedang dengar dengan Kris
 Laki-laki yang aku suka dari dulu. Sampai akhirnya aku berpacaran dengan Kris
 Dan mulai menjauh, dan aku tidak tau mengapa. Begitupun aku yang tidak pernah ada waktu untuknya lagi.

Sekarang benar-benar aku tidak pernah menyapa Dani lagi karena aku terlalu asyik dengan Kris.

2 minggu aku berpacaran dengan Kris, ternyata Kris hanya mempermainkan aku. Aku akhirnya memutuskan hubungan dengan Kris. Namun ada satu hal yang tidak aku sadari selama ini. Dani, ya ini tentang Dani. Aku baru menyadari bahwa ternyata Dani menyukaiku. Itulah alasan mengapa dia tiba-tiba.menjauhiku.

Aku merasa benar-benar menjadi orang yang bodoh. Aku segera menghampiri rumah Dani sambil menangis. Tapi Ya Tuhan, ini benar-benar sudah terlambat. Sesampainya aku dirumah Dani, aku melihat Dani dengan seorang perempuan. Aku benar-benar kaget dan menangis sejadi-jadinya. Ternyata Dani menyadari kehadiranku dan segara menghampiriku, menarik tanganku dan membawaku menjauh dari tempat itu.
"Mengapa kamu kesini?" tanyanya
"Apakah aku sudah terlambat? Maafkan aku yang tidak menyadari itu selama ini, Dani" aku terisak
Tiba-tiba Dani memelukku
"Sudahlah, Selly. Tidak ada yang perlu disesalkan, semuanya sudah terjadi.
Maafkan aku yang tidak berani mengatakannya dari dulu. Tapi sekarang aku sudah tidak bisa, aku sekarang sudah memiliki kekasih yang mencintai aku sepenuh hati"
"Baiklah, Dani. Kuharap kau bahagia" aku lagi-lagi menangis sejadi-jadinya.

Aku harus bersikap dewasa, apapun keputusannya, aku harus terima. Aku harus kuat menerima kenyataan, walaupun itu sangat sakit. Biarlah aku menunggu seseorang yang datang mencintaiku dengan sepenuh hati seperti Dani.


1 komentar: