Sabtu, 25 November 2017

Cinta dari secangkir teh -11


"makasih ya rey, Kamu masih memaafkan aku. Aku senang memiliki sahabat sepertimu. Kamu pernah ada dihatiku, bahkan hingga kini. Aku tidak bisa melupakanmu. Sudah lama kamu tidak datang kerumah. mama bertanya tentangmu" kata Anne lagi
"Sampaikan salamku untuknya. aku akan kesana jika ada waktu luang" Jawab Rey

--------
“Nelpon Siapa?.” Terdengar suara mengejutkan dari belakang
“Eh kamu rif. Nelpon si Anne, ada beberapa hal yang harus dia bicarakan.” Jawabnya
“Oh si Anne, anak itu, Bukannya dulu kita pernah janji untuk bermain kerumahnya?.” Arif teringat janjinya beberapa bulan yang lalu
“Tapi aku malas mau kesana.” Keluh Rey
“Sudahlah, motorku kebetulan sedang menganggur, besok kita kesana oke.” Arif memaksa Rey

Keesokan harinya Arif bersiap-siap untuk berkunjung ke rumah Anne. Begitu juga dengan Rey, meskipun dengan berat hati tetapi dia tidak mungkin menolak ajakan sahabatnya itu. Pergilah mereka berdua ke tempat Anne tanpa membawa buah tangan sedikit pun.
Sesampainnya di sana terlihat rumah yang cukup sepi. Mereka mengucapkan salam hingga berkali-kali namun tak ada jawaban. Beberapa rumah di sebelahnya pun tampak sepi. Hanya terlihat seekor kura-kura yang dikurung di dalam bak ukuran sedang di depan rumah Anne. Aku rasa kura-kura itu pun merasakan kesepian, tinggal di tempat sempit tanpa ada teman hidup dari jenis yang sama.

Setelah menunggu hampir setengah jam, datanglah mama Anne bersama anak permpuan bungsunya. Dialah adik Anne, memang beda usia diantara mereka tidak terlalu dekat namun jika mereka berdua duduk bersama tak banyak orang yang dapat membedakannya.
Mereka berdua baru saja pulang dari kondangan.
“Eh Rey, sudah lama sampai, kenapa ga masuk ada Anne di dalam?” sapanya
“Belum lama tante, emang ada Anne?. Dari tadi aku teriak-teriak tidak ada jawaban.” Jawab Rey sambil menyalami
“Mungkin dia sedang tidur. Sebentar tante bangunkan.”

Beberapa saat kemudian keluarlah Anne dengan wajah malu dan masih terlihat mengantuk. Mereka duduk di ruang tamu berbasa-basi sedikit hingga mamanya keluar membawa 3 cangkir teh yang baru diseduhnya.
Rey hanya banyak berdialog dengan mama Anne, dan hanya beberapa kali dia menengok Anne.

“Kenapa aku merasa dicuekkin ya.” Keluh Anne
“Salah sendiri sih.” Sahut adeknya dari ruang tengah
Hari itu mereka berbincang banyak hingga Arif dan Rey berpamitan untuk pulang.
Menjelang maghrib Anne mendapat sebuah pesan di handphonnya, kemudian ia pun membukanya.

Rey datang ke rumah kamu?


*Bersambung*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar