Jumat, 24 November 2017

Cinta dari secangkir teh -10

Hingga akhirnya datanglah suara ribut, suara anak-anak dan mereka adalah adik-adik Rey. Di antara anak-anak itu, ada satu perempuan dewasa yang tidak kalah riang dari mereka. Entah dari mana mereka siang bolong seperti ini, mungkin mereka menghilangkan rasa rindu karena lama tidak main bersama dan mereka memilih berkeliling.

Hendak menghilangkan penat, Sida masuk kedalam kamar untuk mengambil handuk dan langsung pergi kekamar mandi. Sida belum sadar dengan adanya Rey, begitu pula sebaliknya. Rey masih tertidur pulas.
Setelah badan kembali segar, Sida kembali menuju ke kamarnya dan Ia baru tersadar bahwa ada Rey disana. Sida kaget dan berteriak, namun Rey tetap tertidur.

Hingga Sida menimpa perut Rey baru dia terbangun dari tidurnya.
Pada saat yang bersamaan Sida merasa kesal karena Rey datang terlambat. Tapi, disisi lain Sida bahagia karena bisa bertemu Rey kembali. Dia memukul Rey pelan karena kesal, sedangkan Rey hanya tertawa melihat perlakuan Sida. Akhirnya dia menjelaskan alasannya, kenapa Ia baru bisa datang.

Sida melihat kuku jari Rey yg sudah agak panjang ketika dia memegang tangan Rey, kemudian dia pun memotongkannya. Seharian penuh mereka habiskan bersama untuk mengobati rindu. Bercanda gurau, bercerita, dll.
Pukul sepuluh malam Rey baru kembali kerumah tempat ia tinggal dan kembali esok harinya lagi. Setiap hari begitu, hingga akhirnya waktu Sida untuk kembali ke kampus tiba.

*****

Suatu hari, Rey sedang duduk menikmati tehnys dipagi hari yang cerah, didepan rumahnya. Tiba-tiba ada notifikasi masuk, dan itu dari media sosial. Rey melihatnya, dan ternyata itu dari Anne.
"Rey, aku ingin meminta maaf" kata Anne melalui sebuah pesan
"Maaf kenapa?" tanya Rey
"Aku merasa bersalah banget sama kamu" sesal Anne.
Rey tersenyum membaca baris-baris kata dari Anne
"Kenapa nomermu tidak aktif? aku ingin menelepon?" Tanya Anne lagi
"Aku pake nomer baru. mana nomermu biar aku telepon" kata Rey
"Kau menghapus nomerku?" tanya Anne
"Iya" jawab Rey tenang.
Kemudian Anne memberi nomor teleponnya dan Rey langsung menelpon Anne. Anne menangis di seberang telepon.
"Sudahlah itu masa lalu" kata Rey
"Iya tapi aku tidak bisa menahan air mata" jawab Anne
"Hahaha, tenang saja. kita sahabt kan?" tanya Rey
"Iya" kata Anne
"makasih ya rey, Kamu masih memaafkan aku. Aku senang memiliki sahabt sepertimu. Kamu pernah ada dihatiku, bahkan hingga kini. Aku tidak bisa melupakanmu,  sudah lama kamu tidak datang kerumah. mama bertanya tentangmmu" kata Anne lagi
"Sampaikan salamku untuknya. aku akan kesana jika ada waktu luang" kata Rey

**Bersambung**

1 komentar: