Rabu, 15 November 2017

Cinta dari secangkir teh -1

Lelaki bertubuh tinggi, bermata hitam, dan berwajah menyenangkan, namanya Rehan. Namun semua orang memanggilnya dengan sebutan Rey. Rehan adalah lelaki penyuka teh, semua jenis teh ia tahu. Dikarenakan dia tinggal di dataran tinggi daerah jawa, dan kedua orang tuanya adalah petani teh yang berpengalaman di desanya. Rehan lelaki yang sopan dan selalu lembut dalam berbicara.

Rehan merantau ke luar pulau, bertemu dengan orang baru budaya baru. Dia adalah tipe orang yang mudah bergaul dengan orang-orang baru, dikarenakan dia mudah menebar senyum dan tanpa pamrih membantu orang lain. Tidak terlalu butuh waktu lama untuk menambah teman. Dia memiliki prinsip "jika kita merantau jauh dari keluarga, maka yang harus pertama kali kita buat adalah keluarga"

Hingga suatu saat ada seorang janda muda dengan tiga anak yang menganggapnya seperti anak sendiri. Rey sering membantu dirumahnya, hingga semakin lama dia merasa nyaman sampai-sampai seluruh keluarganya seperti keluarga dia sendiri. Seperti kebiasaannya di kampung setiap pagi dia menyeduh teh kesukaannya, teh hijau. Terkadang sesekali dia menyeduh teh melati dan teh putih. Koleksi teh yang dibawanya dari kampung.

Di perantauan, diam-diam dia memendam rasa cinta kepada seorang gadis desa. Bisa dibilang dia adalah salah satu bunga desa di tempat ia tinggal. Orang tua gadis tersebut juga mengenal Rey dengan baik,  dia sering mampir dan berbincang-bincang dengan ibunya. Dan kebetulan sekali ibu dari gadis tersebut berasal dari sebuah desa penghasil teh di daerah tempat dia merantau. Dia dipertemukan dengan jenis-jenis teh baru dengan olahan yang belum pernah dia lihat.

Rey menjalin hubungan dengan gadis tersebut. Pada awalnya Rey sendiri juga tidak menyangka, bisa-bisanya seorang bunga desa lebih memilih dirinya dibanding dengan banyaknya lelaki yang mengejar dia. Mereka menjalin cinta hingga sekitar satu tahun, dan Rey sudah bertekad untuk melamar gadis tersebut. Dia mempelajari berbagai macam bidang bisnis, dia menjalaninya dengan penuh semangat, karena ada sebuah tujuan, ada sebuah harapan.

Rey bekerja dengan giat, dengan ikhlas, dan dengan harapan yang menggebu-gebu untuk segera mempersunting sang kekasih hati. Gadis yang manja, menggemaskan, namun keras kepala. Tapi itu yang membuat Rey suka, tidak ada yang mampu merobohkan niat Rey untuk segera mengabulkan setiap mimpi-mimpinya. Setiap malam dia berdoa kepada Sang Kuasa, agar niat baiknya bisa berjalan sesuai kehendak. Setiap tetesan keringat, dan lelah Ia lawan. Halangan apapun Ia hancurkan. Itu semua demi harapan.

Rey berusaha dan terus berusaha karna Ia yakin, usaha tidak pernah mengecewakan hasil. Tanpa keluhan Rey bekerja, semuanya dia lakukan dengan Ikhlas. Apalagi jika Rey mengingat sosok Anne, gadis yang dicintainya. Rey langsung merasa segar, Ia merasakan penat ditubuhnya langsung menghilang seketika. Berkerja keras, berusaha, dan berdoa. Itu yang selalu Rey lakukan. Rey semakin tidak sabaran mempersunting Anne. Kadang Rey berhayal, bagaimana nanti hidupnya jika sudah menikah dengan Anne, Ia pasti akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini.

Rasa cinta Rey terhadap Anne, mengalahkan apapun. Penat yang menghampiri Rey, tidak ada apa-apanya. Walaupun Rey dan Anne tidak pernah berjalan bersama, tapi Rey mengerti alasannya.  Anne dan Rey saling mengerti, tanpa harus berbicara pun mereka memang sudah saling mengerti. Kekuatan cinta mereka sudah semakin erat, semakin kuat. Tinggal menunggu waktunya tiba, semua penantian ini akan terbayar juga. Semua kerja keras Rey tidak akan menjadi sia-sia, itulah yang selalu diucapkan Anne dalam doanya setiap saat.

Anne dan Rey semakin hari semakin menunjukkan betapa besar cinta mereka berdua. Sepasang kekasih yang tulus mencintai. Rey, lelaki yang rela berjuang demi cintanya, berjuang demi kekasihnya, dan berjuang demi masa depannya dengan Anne. Rey, lelaki yang setia, lelaki yang mencintai dengan teramat sangat, melebihi mencintai dirinya sendiri.
Itu semua Rey lakukan untuk Anne, untuk mempersunting Anne, dan untuk masa depannya bersama Anne.

Tabungan Rey semakin meningkat, hasil dari kerja kerasnya selama ini. Hampir cukup untuk melamar Anne. Rey semakin semangat berkerja, karena merasa semuanya sudah didepan mata. Rey semakin bahagia. Tinggal menunggu saat yang tepat, Rey akan membicarakan semua rencananya kepada Anne.

Mereka menikmati hari-hari bersama, hingga suatu ketika ada sebuah pertanyaan yang agak mengguncang hati dari sang gadis yang dilontarkan kepada Rey.
“Mas boleh ga kalau aku suka dengan orang lain?.” Anne bertanya sambil tertunduk malu
Rey terdiam membisu, hampir tidak percaya kata-kata itu akan terlontar dari mulut Anne. Perempuan yang dia cinta, cinta pertamanya, perempuan yang yang mengajarkan dia sebuah cinta. Apakah ini hanya pertanyaan pancingan atau sebuah pertanyaan yang serius, pertanyaan yang menggambarkan kebosanan dia pada Rey.
“Apakah ini pertanyaan serius?” tanyanya memastikan
“Iya mas, aku sepertinya mulai menyukai orang lain.” Dia memberikan jawaban yang membuat hati Rey semakin tersayat.
Tetapi sebagai lelaki dia tetap menunjukan sikap kuat di depan gadis yang dicintainya. Dia tetap tersenyum meskipun hati dia menangis keras.

*** Bersambung ***

3 komentar: