Kamis, 28 Desember 2017

Tantangan kesan satu buku bacaan

Winna Efendi - Refrain

Cerita di novel ini adalah seputar kehidupan ketiga tokoh utamanya yang diceritakan waktu itu masih menginjak bangku SMA. Ada Nata, Niki dan Annalise. Cerita cinta dan persahabatan khas remaja diceritakan dengan bagus sekali oleh Kak Winna Efendi sang penulis. Sehingga saya tidak perlu kesulitan menyelami setiap karakter dan juga setiap konflik yang dimunculkan. Eksekusinya juga bijak dan kesimpulannya, novel ini cocok dibaca para ABG yang jiwa remajanya sedang menggebu-gebu maupun para non ABG yang merindukan masa-masa remaja mereka terutama kenangan SMA alias kenangan putih abu-abu.

Meskipun ceritanya mudah ditebak, novel ini punya kekuatan untuk terus membuat orang yang membacanya membuka halaman demi halaman dari buku tersebut. Bagian-bagian tertentu sukses membuat kita berimajinasi  membayangkan kejadian nyata-nya. Penulis adil membagikan bagian-bagian ceritanya untuk ketiga tokoh utama. Kisah cinta, persahabatan, mimpi-mimpi, dan harapan ada di dalamnya. Keceriaan, kesedihan, kecanggungan dan kenyamanan juga turut hadir dalam buku ini. Semua cerita pasti ada something yang dapat diambil, begitu juga dengan cerita-cerita yang terangkai hingga terbentuk sebuah kesatuan sehingga menyuguhkan buku yang begitu sederhana, indah, dan sweet ini. Sekian

#TantanganRCO

Aku mencintaimu tanpa perlu tau siapa kamu

"Kenapa aku harus hidup? Mengapa takdir selalu seperi ini?" kata-kata itu lah yang selalu aku keluarkan dari mulutku disaat aku mengalami masalah.

Namaku Yoga Palwaguna, aku adalah anak tunggal yang harus terbiasa tinggal sendirian di rumah besar ini, karena kedua orang tuaku meninggal 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan beruntuntun di daerah Singasari.

Dulu, setelah lulus SMA, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan, karena apa? Aku selalu berfikir apa gunanya pendidikan tinggi jika akhirnya jadi pengangguran juga.

Aku bisa dibilang anak yang sangat nakal, keluar masuk diskotik dan lain sebagainya. Pantas saja orang menyebutku anak kurang ajar, tapi aku selalu santai, karena apa? Hidup ini aku yang menjalani, toh aku tidak minta uang dari mereka. Tapi itu semua dulu, sebelum semuanya berubah.

Dini hari itu, ketika aku baru pulang dari diskotik, aku bertemu perempuan yang cantik. Ku hentikan mobilku tepat di dekat perempuan itu. Saat itu keadaanku sangat mabuk parah, dan aku membawa dia kerumahku, harap-harap dia mau menjadi pemuas hasratku. Tapi aku salah, salah besar.

Perempuan itu sangat polos, bersih, suci, aku mengetahui itu semua dari tatapan matanya. Semabuk apapun aku, tetap saja aku bukan orang gila yang memperkosa anak orang sembarangan, apalagi aku tidak tau asal-usalnya dari mana. Karena aku melihat dia begitu, akhirnya aku suruh dia tidur di kamar tamu sambil menunggu hari esok tiba.
Dia selalu memakai baju putih, dan badan yang sangat pucat seperti tidak ada darah saja.

Keesokan harinya, aku kaget bukan main melihat banyak sekali makanan yang sudah tersaji di atas meja makan. Kemudian aku berfikir, siapa yang memasak ini semua? Bukankah bibi sudah mengundurkan diri setahun yang lalu?
Tiba-tiba saja aku teringat perempuan itu, perempuan yang aku bawa dari pinggir jalan itu. Mungkinkah dia yang memasak ini semua?.
Tidak lama kemudian, aku melihat perempuan itu membawa beberapa piring makan dari dapur. Ternyata dugaanku benar, dia yang memasak itu.

Aku dan perempuan asing itu makan bersama, setelah ku tanya-tanya sedikit ternyata namanya Syafira dan  dia pergi jauh dan tidak akan kembali ke keluarganya sampai selama-lamanya. Aku tanya mengapa dia seperti itu, dia hanya mengangkat bahu.

Entah mengapa, ketika aku berada di dekat Syafira, aku selalu merasa lebih baik. Aku sedikit-sedikit berubah karena nasehatnya. Aku tidak pernah lagi seperti dulu, sekarang aku benar-benar berubah.
Aku merasa ada yang berbeda dengan perasaan ini sekarang, dan aku baru menyadari bahwa aku mencintai perempuan itu. Tapi aku tahan, aku tahan semuanya.

Suatu hari aku memberanikan diri untuk menyatakan cintaku kepada Syafira, tapi dia hanya menjawat " Maaf mas, aku tidak bisa. Ada rahasia besar yang ingin aku sampaikan "
"Apa itu?" tanyaku penasaran
"Aku sebenarnya adalah hantu gentayangan, aku meninggal 5  tahun yang lalu, dan aku sebenarnya adalah salah satu korban tabrakan beruntun itu" katanya.
Aku kaget, bahkan sangat. Bagaimana bisa hantu bisa seperti ini?
"Tapi, jika kamu ingin tau bagaimana perasaanku kepadau. Ya, aku juga merasakan rasa itu" lanjut Syafira.

Aku hanya diam dan membeku, sementara Syafira menceritakan semuanya. Setelah semuanya telah selesai, Syafira memutuskan untuk bersahabat dan aku pun meng-iyakan.

Kami bersahabat baik, tak jarang juga Syafira mengajakku terbang di malam hari. Ini semua sesuatu yang baru, hal yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

"Syafira, siapapun kamu, hati ini tetap milikmu"

#FantasyRomance #TantanganFiksi6

Sabtu, 23 Desember 2017

Lelaki bersepeda


Pas baca pengumuman tantangan 5 ini, sempat galau segalau-galaunya karena disuruh nulis tentang cinta pertama. Lupa cinta pertama ku itu siapa dan akhirnya aku ngakak sendiri.

Disaat pengumuman keluar, mau langsung nulis. Tapi, selalu di tunda karena kesibukan menjelang natal ini *eh malah curhat 😂
Yuk ah langsung aja ke inti cerita.

Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas 4 SD kalo gak salah, pertama kali kenal sama yang namanya cinta.
Sebenarnya cerita ini memalukan banget, tapi mau gak mau harus tetap nulis.

**
Anak yang selalu memakai sepeda ke sekolah, dia lah cinta pertama atau dikatakan dengan cinta monyet dan yang lebih parahnya lagi, anak itu adalah tetanggaku.

Awalnya hanya berteman biasa. Teman main kelereng, main layangan, main sodor, sampai teman mandi di sungai. Tapi, semakin lama pertemanan itu malah semakin membuat anak kecil ini mabuk asmara hahahaha

Dulu seingat aku masih belum pakai gawai dan sebagainya, kalau mau ketemu ya ketemu aja lagian jaraknya yang terlalu dekat bangHoreeeeeirnya kami berdua pacaran, aku kelas 4 SD dan dia kelas 5 SD umur juga beda dua tahun aja. Kalo pacaran zaman SD dulu gak kayak pacaran SD zaman sekarang. Dulu pegangan tangan aja gak berani, takut hamil. Sekarang anak SD malah udah pandai mesum.

Pada waktu itu anak bersepeda itu menghampiri ke kelasku, mengajak pulang bersama dan aku setuju, padahal aku ada janji sama teman untuk mengerjakan pr bersama tapi aku lupa begitu saja.

Aku pulang bersama anak itu, menaiki sepedanya yang saat itu lagi ngetren banget. Pas udah di jalan, temanku teriak-teriak manggil sambil lari dan bodohnya aku saat itu bodo amat sama temanku ini.
Anak ini mengantarku persis di samping rumah tetanggaku, katanya dia gak berani ngantar pas didepan rumahku, takut di liat mamahnya hahahahaha...

Hari-hari cinta monyet itu masih terus berlanjut hingga akhirnya dia memutuskan hubungan tanpa sebab. Sakit hati? Gak, saat itu aku masih belum tau sakit hati itu gimana rasanya. Aku biasa aja waktu putus dari dia sampai aku naik ke kelas 5 SD dan dia 6 SD. Saat itu dia ngajak balikan, bodohnya aku saat itu, kuterima begitu saja.
Semuanya terulang lagi, pulang bersama, dan liat-liatan lewat jendela hahahahahaha..

Pada suatu hari dia datangin aku kerumah, aku sih gak tau dia mau ngapain. Dia liat gelang ditanganku, dia nyuruh aku ngelepasin gelang itu dengan alasan "Aku mau liat doang". Aku turutin dan aku kasih ke dia, dia langsung dari bawa kabur gelangku sambil teriak bahwa besok dia akan mengembalikannya lagi.

Hari besok tiba, tapi belum juga gelangku di kembalikan. Jadilah aku harus ke kelasnya untuk mengambil gelang itu secara paksa, tapi apakah sebanding kekuatan anak perempuan dan anak laki-laki? Aku jelas saja kalah.
Karena merasa diriku kalah, aku menangis sejadi-jadinya dan melapor ke ibu guru. Ibu guru datang dan langsung mengambil gelangku. Horeeeee

Setelah kejadian itu, hubunganku menjadi renggang. Dia semakin bosan dan memilih untuk putus lagi dengan alasan dia telah menemukan seseorang yang lebih cantik dari diri ini huahahahaha ..


Bertahun-tahun tidak pernah komunikasi, aku bertemu di SMP sebagai kakak kelas, tapi aku tidak tertarik.
Sekarang dia menjadi kakak kelasku di SMA. Tambah ganteng aja dia, berangkat sekolah pake mobil, ceweknya cantik banget mirip muka orang Belanda 😍

Sekian dulu ya 😊

#TantanganODOP4ke-5 #Cintapertama

Rabu, 20 Desember 2017

Review novel Tere Liye - Hujan


Jangan pernah jatuh cinta saat hujan, Lail. Karena ketika besok lusa kamu patah hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Masuk akal, bukan?" - Maryam, halaman 200


Lail selalu suka Hujan. Selalu. Sejak ia kecil. Namun, suatu kejadian pada 21 Mei 2042 membuatnya memiliki kenangan mengerikan tentang hujan. Usia Lail baru 13 tahun, kala bencana alam itu terjadi, letusan gunung purba yang mengakibatkan perubahan yang sangat ekstrim bagi bumi, juga merupakan hari yang tak bisa dilupakan bagi mereka yang selamat dari bencana itu. Juga bagi Lail, yang harus menerima kenyataan bahwa ia kehilangan kedua orangtuanya hari itu juga, tepat ketika hujan.

Lail selamat, berkat bantuan seseorang. Anak laki-laki berusia 15 tahun yang menarik tas punggungnya di tangga darurat, menyelamatkan dirinya yang sedang berusaha menolong sang ibu yang telah jatuh empat puluh menter di bawah sana beserta guguran-guguran tanah. Anak laki-laki yang kemudian diketahui Lail bernama Esok, tepatnya Soke Bahtera, yang kemudian menemani Lail melewati masa-masa sulit, yang kelak, menjadi laki-laki yang amat Lail sayangi. Namun, kebersamaan mereka itu tak berlangsung lama. 

Satu tahun sejak bencana alam itu, keadaan kota menjadi lebih baik. Panti sosial didirikan untuk mereka yang tak punya tempat tujuan. Lail yang tak tahu harus ke mana, tidak punya pilihan lain selain ikut ke sana, namun tidak bagi Esok. Esok adalah anak yang cerdas, maka ada keluarga yang bersedia mengangkatnya menjadi anak asuh dan menyekolahkannya setinggi mungkin, juga merawat ibunya yang kehilangan kedua kakinya pada bencana mengerikan itu. Maka, sejak saat itu, Lail dan Esok sudah tak lagi ada di jalan yang sama, keduanya telah berada di jalan yang berbeda.

Beberapa tahun kemudian ...

“Apa yang hendak kamu lupakan, Lail?” – Elijah, Paramedis senior.

“Aku ingin melupakan hujan.” – Lail, Pemegang Lisensi Kelas A Sistem Kesehatan, usia 21 tahun.

**

Karena kenangan seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya.” - Hujan, halaman 201

Well, buku yang baru saja kuselesaikan, yang telah kutunggu-tunggu sejak lama akhirnya selesai kunikmati. Lagi dan lagi, si Abang hanya memakai satu kata untuk judul novelnya. Hujan. Setiap orang yang mendengar kata hujan langsung tergambar jutaan air yang jatuh dari langit. Ya, begitu juga hujan dalam cerita ini. Meski lebih banyak lagi hujan yang berbeda yang turun di kisah ini.

Dampak jangka panjang dari gunung meletus juga memiliki cerita tersendiri. Berbagai kegiatan seru dan menantang dilakukan Lail dan Maryam. Hal itu menambah variasi cerita sehingga cerita tidak melulu tentang Lail dan Esok. Kekhawatiran saya terhadap kisah romance yang menjemukan pun sirna.

Menjelang halaman terakhir, ketika saya mulai menebak akhir ceritanya ternyata terdapat twist yang benar-benar tak terduga. Twist yang dijumpai tidak hanya satu sehingga mampu menggiring akhir cerita ini betul-betul mencapai titik klimaks. Pembaca juga akan menemukan rahasia-rahasia mengenai siapa sebenarnya Esok dan apa yang sebenarnya dikerjakannya saat meninggalkan Lail.



Jenis Buku    : Novel
Judul             : Hujan
Pengarang     : Tere Liye
Penerbit         : Gramedia
Harga              : Rp. 68,000
Tebal              : 320 Halaman

#ReviewBuku #TugasFiksiODOP4







Minggu, 17 Desember 2017

Apalah arti semua ini


"Apakah kamu merindukanku?"
Terdengar suara lelaki bertubuh jangkung itu sambil berjalan menghampiriku di salah satu sudut cafe terbesar di Kota ini.
Aku kaget setengah mati, dan bertanya-tanya dalam hati
"Apakah ini Qen? Mengapa dia terlihat berbeda sekali dari terakhir kali bertemu?"

**
Beberapa hari lalu, dia menghubungiku lagi, mengajakku bertemu untuk menyambung silaturahmi yang sempat terputus dikarenakan Ia harus pindah ke China beberapa tahun yang lalu.
Dia cinta pertamaku, bahkan sampai sekarang aku belum bisa melupakan dia. Akhirnya, aku terima ajakannya dan membuat janji untuk bertemu di salah satu cafe terbesar di Kota ini.

**

"Tyas, kok kamu diam?" tanyanya yang sekaligus membuyarkan lamunan ku
"Ehh.. Anu.. Gak apa-apa kok"
"Ini Qen kan?" lanjutku
"Iya, kamu lupa?"
"Eh.. Tidak kok. Kamu berubah total dari terakhir kali kita bertemu"
"Ah, kamu bisa aja" katanya sambil tertawa-tawa kecil.

Kami bercanda-canda melampiaskan kerinduan yang selama ini terbendung dan hampir tak bisa tertahankan. Akhirnya kini aku bertemu dengannya, cinta pertamaku.
Kebahagiaan ini hampir tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata, ini nyata, sangat nyata.
Aku merasa terbang lagi, merasa seperti dulu lagi. Dia yang dulu pernah singgah dan pergi, kini kembali lagi dengan membawa kebahagiaan yang baru, yang membuat perasaan ini semakin menggebu-gebu.

Namun, disaat kebahagiaan itu semakin besar, ada yang membuat perasaan menjadi terluka kembali, menjadi jauh kembali, menjadi terpuruk kembali.
Tiba-tiba ada seorang bule muda datang menghampiri meja kami , cipika-cipiki dan langsung berbicara kepada Qen dalam bahasa China.
"Maaf aku terlambat, tadi di jalan macet" ujar bule tersebut
"Iya tidak apa-apa, silahkan duduk"
-Kira-kita seperti itu pembicaraan mereka-
"Oh iya Tyas, perkenalkan, ini Jesie, calon istriku" ujar Qen
Ternyata dia tidak datang sendiri. Kakiku lemas, mukaku pucat, seperti ada yang ingin keluar dari mataku. Tapi ku tahan, ku tahan semuanya.
"Wow.. Selamat ya Qen. Ciee dapat calon istri bule" gurauku sambil tertawa kecil, padahal hati ini menangis sejadi-jadinya.
Qen hanya tertawa mendengar gurauanku
"Sayang, perkenalkan, ini Tyas, sehabat sekaligus tetanggaku dari kecil dulu" Qen memperkenalkanku kepada Jesie dalam bahasa China.
"Oh iya Yas, tujuanku pulang ke Indonesia hanya untuk menjemput kamu kok. Minggu depan aku dan Jesie akan menikah, kami ingin sekali jika kamu ingin ikut dengan kami" sambung Qen.

Badan ini semakin lemas. Bagaimana caranya aku bisa melihat seseorang yang aku cinta dari dulu, kini akan segera menikah dengan orang lain? Sakit, sakit sekali. Tapi aku harus apa? Apakah aku akan diam saja?
"Sepertinya aku tidak bisa berangkat Qen, aku banyak kerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan. Aku pergi dulu ya, aku dipanggil bosku. Semoga kalian bahagia Qen, Jes. Sekali lagi aku minta maaf karena tidak bisa datang" kataku dengan senyuam palsu dan dengan sejuta kebohongan
"Tidak apa-apa kok Yas, semangat, semoga cepat menyusul ya" gurau Qen sambil tertawa agak nyaring.

Aku beranjak dari kursi dan segera meninggalkan cafe tersebut, aku menangis sejadi-jadinya.
"kenapa ini sakit sekali? Mengapa semua ini harus terjadi padaku? Mengapa aku harus dipertemukan kembali jika akhirnya seperti ini? Aku sakit, sakit sekali, sakit yang tidak orang ketahui. Apa gunanya mencintai tapi tidak dicintai?" kataku dalam hati sambil menangis.


#TantanganFiksiODOP #Tantangan3

Kamis, 14 Desember 2017

Aku mencintaimu tanpa perlu kamu tahu


Kamu adalah seseorang yang selalu aku rindukan, kamu juga selalu mencariku disaat kamu ingin kemana-mana dan aku selalu pasrah ketika kamu mengajakku kesana-kemari.Ketika kamu mengajakku berkeliling, tidak lupa kamu memakai sandal jepit kesayanganmu.
Kamu ingat tidak? Waktu kita jalan-jalan, kamu pernah hampir menabrak bebek? Jika mengingat itu semua, aku akan tertawa terbahak-bahak. Sangat lucu sekali kejadian saat itu.

Pada suatu malam, ketika kamu tertidur di sofa, jempol kakimu pernah digigit oleh tikus kan? Kamu yang bercerita kepadaku saat kita nongkrong di garasi rumahmu, aku hanya tertawa walaupun kamu tidak menyadari. Kau tahu? Aku menertawakan kekonyolanmu.

Awalnya kita hanyalah sebatas teman jalan-jalan, tapi lama kelamaan perasaan yang baru ini muncul begitu saja. Ketika bertemu kamu pun, rasanya hati ini berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Apakah kamu juga mencintaiku? Mungin tidak.

Suatu hari, kamu pernah mengajakku jalan-jalan disaat aku sangat lelah sekali dan ingin beristirahat, tapi aku sudah berjanji akan selalu menuruti kemauan mu.
Saat itu datanglah hujan yang sangat deras, kamu pun menunda keberangkatan kita.
"Nanti saja, tunggu hujannya reda" katamu. Aku mengiyakan saja.
Tidak lama kemudian, hujan itu reda dan kamu pun sangat bahagia karena sebentar lagi kita akan jalan-jalan.

Tapi, ada satu hal yang membuat kamu semakin bahagia. Pelagi, iya, pelangi sehabis hujan. Pelagi yang menggantung indah di langit. Perlahan-lahan senyummu mengembang menatap pelagi itu, dari situlah perasaan ini muncul.

Kamu semakin semangat jalan-jalan. Ketika kita berangkat, aku mencium aroma yang begitu menggoda dari dirimu yang membuat aku semakin terpikat. Kita selalu menghabiskan waktu bersama bahkan sampai larut malam, aku selalu menikmati saat-saat itu.

Aku mencintaimu dari awal aku bertemu denganmu, kamu sangat menawan saat itu.
Sampai saat ini mungkin kamu tidak tau apa isi hati ini, kamu bahkan hanya mengganggapku sekedar teman mungkin. Tapi tidak apa-apa, aku terima walaupun hati ini terluka.

Andai saja aku bisa mengatakan yang sebenarnya, sudah kulakukan dari jauh-jauh hari sebelumnya. Tapi apa daya, aku hanyalah sebuah sepeda :'). Sepeda tua yang selalu siap mengantarmu kemana saja dengan senang hati karena aku bahagia jika selalu bersamamu.

Ketika kamu memilihku, aku merasa orang yang sangat beruntung karena bisa dimiliki oleh wanita sebaik dan sehebat kamu. Tapi betapa tidak tahu dirinya diri ini? Mengapa rasa ini ada? Kamu manusia, sedangkan aku hamyalah benda yang kamu sendiripun tidak tahu bahwa aku dapat merasakan cinta.

Kamu mengajariku banyak hal selama ini. Salah satunya adalah, mencintai tidak harus memiliki dan mencintai tanpa harus selalu ada. Walau itu semua menyakitkan, tapi aku tetap terima dengan lapang dada.

#TantanganFiksiODOP #LimaKataKunci

Rabu, 13 Desember 2017

Izinkan aku tidur larut malam untuk hari ini saja, Ayah


Aku tinggal bersama anakku, Topan. Ia anak yang aktif dan suka bercanda dulu, sebelum istriku meninggalkan kami.

Terdengar suara hentakan kaki kecil mendekati ruang kerjaku
"Yah, malam ini boleh gak aku begadang?" seru anak kecil yang merengek-rengek kepadaku.
"Gak boleh, kamu kan besok harus sekolah, Topan!"
"Tapi kan yah ...."
"Yaudah kamu masuk ke kamar sana, tidur!" suaraku kini makin terdengar nyaring.
Topan melangkah terseok-seok dengan membawa luka kecil dihatinya tanpa Topan menyadari bahwa aku tau apa yang dia rasakan.

 Topan berjalan menuju kamarnya, dengan luka hati didada karena tidak diizinkan begadang.
Topan membuka pintu kamar dan segera membanting pintu dengan keras sehingga membuat ayahnya terkejut.
"Mungkin dia sedang marah seperti biasa, biarkan saja" gumamku dalam hati
Tapi sebagai ayah yang baik, aku tidak tega melihat Topan seperti itu. Akhirnya kuputuskan untuk menghampiri dia didalam kamarnya.
"Pan, bukain pintu. Ayah mau ngomong"
Belum ada jawaban -seperti tidak ada orang didalam-
"Ayah mau ngomong nih" aku mencoba memanggil dia.
Tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat sosok Topan disana dengan wajah sayu karena habis menangis.
Aku mendekat dan menanyakan "kamu mau ngapain sih pan? Kok mau begadang?. Bukannya ayah ngelarang kamu, tapi kamu kan besok harus sekolah, Nak"
Topan menatapku dengan tatapan sebal sambil berkata "Aku mau begadang itu pasti ada alasannya yah"
"Emang apa?" tanyaku
"Ayah lupa?" Topan semakin terisak
"Besok Topan ulang tahun yah. Topan tidak ingin melewati hari kelahiran Topan begitu saja, toh ini cuman sekali setahun. Ayah benar-benar tidak ingat?"
Aku membatu mendengar ucapan Topan. Ayah macam apa aku ini? Sampai-sampai ulang tahun anakku pun aku tidak ingat. Ini gara-gara aku selalu mengejar materi sampai anak pun aku abaikan.

Aku mendekap bahu Topan dan langsung memeluknya.
"Maafkan ayah nak, ayah bukan bermaksud begitu" ujarku dengan suara yang bergetar
"Terus" kata Topan
" Ayah terlalu sibuk mengejar materi, sampai ulang tahun kamu pun ayah lupa. Maafkan ayah nak. Mulai sekarang ayah janji akan mengutamakan kamu, ayah akan selalu ada waktu untukmu"

Mulai hari itu, aku berdamai pada diri ini. Aku berjanji akan lebih memperhatikan keluarga khususnya anakku. Akan kulakukan semua untuknya agar dapat kulihat lagi senyuman merekah di bibirnya. Setidaknya walaupun Ia tidak mempunyai bunda lagi, masih ada aku yang selalu menjaganya. Biarkan aku menjadi ayah sekaligus bunda untuknya.


Notes : Sayangi orang yang pantas kamu sayangi selagi kamu masih mampu. Jangan terlalu sibuk mengejar duniawi, itu akan membuat kamu sesat nantinya. Sayangi dia semampumu, jangan sampai hatinya terluka. Sebab, menyembuhkan hati yang sudah terlanjur terluka itu akan sangat susah apalagi jika kamu mempermainkan kepercayaannya.

#TantanganfiksiODOP #Temaseharihari


Minggu, 03 Desember 2017

Aku memilih diam

Aku lebih suka menulis kata, dari pada harus menyampaikan semua perasaan ini.
Aku lebih memilih memendam semuanya sendiri, dari pada aku mengatakan ini.
Tapi apakah aku sanggup menahan semua ini sendiri? Menahan perasaan yang semakin hari semakin tidak terkendali?.
Aku hanya bisa meratapi setiap detik yang kulalui dalam sepi, yang selalu datang menghantui ku, menghantui setiap detik dalam hidupku.
Apakah aku bisa bertahan dalam rasa sakit ini?
Kesepian ini pelahan membunuhku, membunuh setiap mimpi, harapan, dan perjuangan.
Aku ingin bercerita, mencurahkan setiap rasa, agar aku dapat bernafas lega.
Tapi apakah mungkin, Ada seseorang yang mau mendengar semua keluh kesah ku? Aku ragu, ragu mengatakan semuanya, ragu jika seseorang tidak mau tau.
Lebih baik ku pendam semua ini sendiri, cukup aku dan Tuhan yang tau.
Biarkan aku meringkuk sepi, dalam keadaan menyendiri tanpa sosokmu menghantui.