Rabu, 22 November 2017

Cinta dari secangkir teh -8


Merasa tersakiti oleh Rey, Sida mencoba tidak lagi menghubunginya. Dia menangis semalam suntuk hingga matanya membengkak pada pagi harinya. Hal tersebut diketahui oleh adik perempuannya, dan dia menceritakannya kepada Rey. Mendengar hal tersebut Rey merasa bersalah dan dia mencoba untuk meminta maaf, namun tak ada balasan dari Sida. Berulang kali dia mencoba menghubungi Sida, tak adapun satupun balasan darinya, hingga akhirnya dia pun menyerah.

Rey tidak lagi menghubungi Sida, meskipun sebenarnya dihatinya ada perasaan rindu yang menggebu. Dua hari benar-benar tanpa kabar. Rey akhirnya mengingatkan Sida di hari ketiga, melalui chat. Bahwa jika sampai 7 hari dis tidak ada membalas chat lagi Rey, berarti Sida tak lagi ingin bersama Rey dan Rey akan mencoba melupakan dia.
Rey menunggu. Di hari ke empat belum ada balasan, begitu juga di hari ke lima. Rey terus mengecek handphonenya, namun tak kunjung ada balasan dari Sida.
Rey perlahan mencoba menghilangkan perasaan rindunya. Dan dia juga berpikir, _klo memang ditakdirkan bersama, toh nanti juga akan dipertemukan.

Hingga akhirnya pada hari keenam tepatnya saat itu pukul 22.15. Ada sebuah notifikasi membangunkan layar handphone Rey. Rey pun beranjak dari tempat tidurnya, digapainya handphone dan dia dapati ada sebuah pesan panjang dari Sida.

Sebuah pesan yang berisi berbagai alasan Sida untuk tidak membalas pesan Rey, dan permohonan maaf. Dan di dalamnya Sida juga mengungkapkan betapa rindunya ia kepada Rey, dan dia tidak bisa melupakan Rey semudah itu. Kemudian Rey langsung meneleponnya. Dalam telepon, Sida memohon kepada Rey sambil terisak tangis untuk tidak pernah meninggalkannya.

Memang semenjak dulu Rey tidak pernah bisa melihat/mendengar tangis seorang wanita. Dia juga pernah hampir berkelahi dengan seorang lelaki yang membuat perempuan menangis ketika berada di dalam kereta.


Akhirnya Rey pun mengiyakan permintaan Sida. Mereka kembali akrab meskipun pada hatinya Rey masih ada sebuah perasaan yang menganggapnya sebagai sahabat. Disinilah awal mula sebuah kisah pada novel yang berjudul Hanya padamulah Aku Jatuh Cinta Paling Sengaja.

2 komentar: