Senin, 20 November 2017

Cinta dari secangkir teh -6

Sida menyembunyikan perasaan itu, enggan untuk mengatakannya. Menahan perasaan yang semakin hari semakin membesar. Pura-pura tidak tahu menahu tentang perasaan, padahal itu palsu.

Tapi, walaupun Sida tidak memberi tahu perasaannya kepada Rey, rasa sayang dan cinta itu kelihatan oleh Rey. Rey sadar dengan apa yang Sida rasakan, apa yang Sida pendam. Tapi Rey lebih memilih pura-pura tidak tahu apa-apa.

Sida memiliki pacar, tapi pacarnya adalah orang yang bandel. Yang suka mabuk-mabukan, merokok, balapan liar, dan sebagainya. Tabiat pacarnya ini sering ketahuan oleh Sida. Sida menasehati dengan baik-baik, memberi pemahanan. Tapi, masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Tetap dilakukan berkali-kali.

Sida mempunyai kakak laki-laki, namanya Faisal tapi sering di panggil Ical. Ical adalah orang yang keras, dia tidak suka jika ada orang yang melawan dia. Tapi, Ical adalah kakak yang penyayang, Ia sangat sayang kepada Sida. Ia ingin Sida selalu bahagia walau apapun halangannya.

Faisal tidak suka dengan Zee, pacarnya Sida. Karena, menurutnya Zee tidak pantas untuk Sida. Karena Ia ingin Sida bahagia dengan orang yang baik-baik, bukan dengan seorang pemabuk seperti Zee. Semua itu Ia lakukan semata-mata untuk kebahagan Sida, tidak lebih.

Sida menuruti perkataan kakaknya, bahwa Zee bukan lelaki yang baik.
Sida perlahan mulai melepaskan Zee, dan mulai berbenah diri.

Sebelum kenal dengan Sida, ternyata Rey sudah akrab dengan Ical, kakakanya Sida. Ical sering meminta tolong kepada Rey mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kompoter, kuliah, dan hal lainnya. Bahkan tidak jarang mereka berangkat bersama ke kampus.

Zee belum terima jika hubungan jarak jauh mereka berakhir seperti ini.
Kadang-kadang Zee menelpon Sida, tapi yang mengangkatnya Rey. Zee menelpon terus-terusan, berkali-kali, sampai akhirnya dia gak nelpon lagi. Tapi tetap saja Zee belum ikhlas.
Selepas putus dari Sida, Zee semakin menjadi-jadi, mabuk-mabukan, balapan liar, merokok dan diposting di sosmed agar Sida melihat. Tapi apa peduli Sida? Di hati Sida sudah ada Rey.

Suatu malam ketika mereka lagi duduk berdua, Rey bertanya kepada Sida
"Kamu suka sama aku kan?"
Jantung Sida berdetak kencang, gugup, dan pipinya memerah. Tapi Ia harus mengakuinya.
"Iya aku tau, sudah keliatan" kata Rey.
Tapi Rey belum mau terlalu dekat dan hubungan mereka belum ada status.


** Bersambung **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar