Jumat, 26 Januari 2018

Konflik dalam persahabatan

    "kriingggg...kriiingggg..kriinggg..."terdengar bunyi bel yang sangat nyaring di setiap sudut ruangan, dan menandakan waktunya istirahat. Siswa-siswi SMKN 1 PELITA berhamburan keluar kelas, sekedar untuk beristirahat di kantin. bermain bersama teman teman yang lain. mengerjakan tugas di perpustakaan, berbincang-bincang dengan tema, bahkan berfoto-foto dikelas bersama teman. Ya, masa inilah yang banyak memberikan cerita . Mulai dari kebersamaan, kekeluargaan, dan juga kekompakkan. Masa dimana sosok remaja bertumbuh menjadi dewasa. Masa yang dimana semua orang pasti merasakannya dan jika terlewat ingin sekali waktu berputar kembali ke masa ini.

Terlihat tiga sejoli yang sedang asik berunding tentang pelajaran yang baru selesai dibahas oleh guru.

"Udah ca, lebih baik kita kerjakan tugas ini diluar sekolah bersama sama..." ujar dhea, cewek berbadan mungil namun memiliki sifat bosan dan sedikit cerewet itu. berbicara sambil menatap wajah teman sebangkunya yang sedang serius mengerjakan tugas.

"Hmmm, betul juga kata dhea mendingan kita kerjain diluar bareng bareng sambil makan makan hehheee..." sambar chika , gadis imut bertubuh tinggi berisi dan pintar itu.


"Iya sih, tapi kerjainnya dirumah siapa dulu nih..?" sambil membereskan buku yang berantakan di meja dan memasukkannya ke dalam tas merah bermotiv milik gadis bernama icha tersebut.

"Gimana kalau dirumah ajeng aja?" Chika berpendapat.

"Tapi dia kan beda kelas tau. Lagipula takut dia ada acara lain. atau . ga dibolehin sama mamahnya , kita kan tau. mamahnya ajeng itu kan galak.." bawel dhea.

"Ya kan tinggal di sms aja ribet banget."sahut chika cuek.

"Oke oke, ntar aku yang sms. Jadi gak nih ke kantinnya ? Aku laper.." icha berdiri mengajak dua sahabatnya itu ke kantin.

Tiga gadis bersahabat yaitu Icha, Chikka, dan Dhea -sebenarnya ada satu lagi, tapi kelas dan jurusan mereka berbeda-.
Namun tidak membuat persahabatan mereka renggang. Jika waktu di sekolah mereka tidak bisa bersama , mereka pasti mencuri curi waktu di luar jam sekolah hanya sekedar untuk berbincang bincang dan bermain bersama. Mereka bersababat mulai dari kelas satu smp. Sampai tak terasa usia persahabatan mereka sudah sampai lima tahun, susah senang di lewati bersama.
Ke kompakkan inilah yang membuat kenyamanan untuk bersama. Walaupun terkadang banyak konflik yang terjadi. Mulai dari urusan keluarga, pribadi, bahkan pacar sekalipun. Ditambah lagi dengan sifat mereka yang berbeda, tak jarang menjadi bahan perdebatan.
Tapi sebuah masalah akan selesai jika mereka mencoba mengerti satu sama lain, agar terjadi perpecahan alias bubar!

***

Setelah mereka memutuskan untuk pergi ke kantin beristirahat. kebiasaan seorang gadis remaja pasti selalu bercerita , curhat tentang masalah pribadinya. apalagi kalau sudah bercerita dengan sahabat, pasti di dengar dan di berikan pengarahan jika sulit mencari jalan keluar. Sampai sampai makan pun sambil berbincang bincang. Dan tertawa bersama.
tiba tiba di sela mereka asik bercerita, terasa getaran dari handphone berwarna ungu milik icha yang berada di dalam saku 'rok' abu abunya. Segera icha mengeluarkannya. Terlihat pesan singkat masuk dari "Ajeng" .

From : Ajeng ( +628596xxxx )

Pesan : "Broh! Gua gak bisa pulang bareng kalian sekaligus belajar bareng kalian. Ada acara mendadak di rumah si april. Sorry.."


Setelah membaca pesannya, icha langsung memberikan handphone nya kepada dhea dan chikka yang lagi asik melahap bakmie kesukaan mereka. Mengisyaratkan agar mereka membaca pesan dari Ajeng.


"Dia selalu mementingkan urusannya dengan april. Daripada belajar bareng dengan kita .." ketus chika kecewa. Chikka memang tidak suka mendengar ataupun melihat Ajeng bersama April.

"Jangan berbicara seperti itu chik ! Mungkin saja mereka ada keperluan yang sangat penting, tadi juga dia udah minta maaf. Tanpa ajeng kita masih bisa belajar bareng yakan..?" icha mencoba berfikir positif, dan menenangkan keadaan. Dari wajah chikka sudah terlihat aura kekecewaan terhadap ajeng.
Sedangkan dhea tidak mengeluarkan sedikit katapun di sela pembicaraan , dan merasa tenang tenang saja sambil lanjut melahap bakmie nya yang mulai dingin. Menurutnya sudah hal biasa , tidak perlu dipermasalahkan.


***


          Suasana diluar pun menjadi hening ketika jam masuk kelas dimulai. Siswa siswi dengan khidmat mendengar penjelasan dari guru, dan mengerjakan tugas baru yang harus di kerjakan. Tetapi ada juga kelas yang tidak disi guru mata pelajarannya, alhasil mereka 'free' damai tanpa belajar. Kelas bahkan gemuruh dibuatnya.

 Jam yang di tunggu tunggu pun telah tiba. Yaitu jam dimana waktunya pulang sekolah. Terdapati dhea, chika, dan icha yang bersama sama berjalan menuju tempat parkiran pinggir sekolah. Chikka dan icha selalu membawa sepedah motor setiap ke sekolah dikarenakan jarak sekolah dengan rumah mereka yang sangat jauh. Dhea tidak membawa sepedah motor karna tidak bisa mengendarainya alhasil setiap berangkat sekolah selalu bersama icha. Begitulah sahabat selalu ada di setiap kita membutuhkannya.

Namun di saat mreka sampai tempat parkiran, terlihat Ajeng yang sedang mengeluarkan sepeda motor miliknya.

"Ajjjeeengggg...????!!!" teriak icha kencang.
Sontak ajeng pun menoleh ke arah dimana suara teriakkan memanggil namanya itu berasal.
"Hey kaliaaann... " sahut ajeng dengan wajah berseri seri.
Chika hanya terdiam, sementara dhea dan icha membalas dengan sebuah senyuman, lalu mereka mendekati Ajeng.

"Sorry yah, hari ini gue gabisa bareng kalian.." maaf ajeng lontarkan.

"Ya,ya,ya. Urus saja urusanmu.." ketus chika.
Sementara dhea dan icha hanya bisa melihat, sambil bermain sikut sikutan. Icha membuat kode kodean agar dhea mau mengalihkan pembicaraan. Karna chikka dan Ajeng pasti berdebat. Namun apa daya mereka tidak bisa berbuat apa apa dan cukup menyaksikan ajeng dan chikka berdebat.

"Kok lo ngomong gitu sih chik! Gua bukannya mentingin urusan gua sendiri. Tapi lo kan tau gua Ada acara penting sama april." Tegas Ajeng dengan mimik wajah yang mulai geram. Ajeng ini sifatnya bawa hokki, tapi mudah untuk marah. Apalagi menyangkut perasaannya.


"Oh, jadi kamu lebih peduli sama april dibanding kita sahabat kamu?!" tak mau kalah chikka emosi.

"Eh chik! April juga sahabat gue! Dan bukan berarti gue gak peduli sama kalian. Loh bukkannya gue selama ini selalu ada buat kalian? Lo jangan egois dong chik! Gue tau lo gak suka sama april, tapi lo jangan pernah larang gue buat sahabatan sama dia. Ngerti?" bantah ajeng dengan nada tinggi.

Ajeng dan April juga bersahabatan mulai dari kelas tiga smp. Tapi disamping itu Ajeng sahabatan juga dengan chika, icha dan dhea. Sifat ego chikka dan rasa tidak sukanya terhadap April membuat Ajeng sulit mempersatukan mereka. Maksud Ajeng agar mereka menjadi teman baik walaupun bukan sahabat. Ajeng sangat lelah menghadapi sikap keegoisan chikka dan menyudutkannya untuk menjauhi April. Sulit dipercaya hal seperti itu membuat konflik bagi persahabatan mereka.

"Oke terserah!" singkat chikka cuek.

"Iyaudahlah chikka, ajeng juga butuh waktu bareng sama temennya.." sahut icha bermaksud menenangkan chika.

"Oke terserah lo juga deh chik! Lo boleh marah ma gue. Tapi yang jelas gue gak akan marah sama lo.."

"Gue gak marah, cuma kecewa.."

Tiba tiba april datang menghampiri ajeng, dan tersenyum kepada chika Icha, dan dhea. Dhea dan icha membalas senyuman tapi tidak dengan chika yang menatap sinis dan membuat april mundur tak enak hati. Chikkapun langsung mengeluarkan sepedah motor miliknya dan meninggalksn Ajeng, di ikuti juga icha dan dhea.

"Duluan ya jeng.." sapa icha. Ajeng hanya tersenyum.

Ajeng dan april meminggalkan sekolah , pulang. Di tengah perjalanan april membuka percakapan.

"Si chika kenapa ya jeng? Tadi lihat april kok sinis gitu.." tanya april dengan polosnya.

"Gak tau, dia lagi em kali.." ujar ajeng singkat. Sambil fokus menyetir. Ajeng tidak mau menceritakan kejadian tadi, karena dia ingin menjaga perasaan sahabatnya juga. April.

***

Hari mulai gelap, angin berhembus dengan kencang. Cuaca dingin menyelimuti kota. Kesunyian, terasa sangat menyentuh. Bulan yang begitu indah membulat, cahayanya yang menyinari malam hari. Pernak pernik bintang mengelilingi cahaya bulan , dengan indahnya menghiasi malamnya langit.
Tapi cuaca tidak mendukung suasana dalam rumah icha. Icha, chika, dhea, dan ajeng sedang kumpul bersama. Ternyata sudah direncanakan sebelumnya oleh ajeng melalui pesan singkat yang ia kirim. Ajeng yang biasanya selalu tertawa, bahkan sangat mewarnai suasana jika bersama dengan ketiga sahabatnya. Kini memulai dengan serius dalam pembicaraan.

"Kali ini kita serius , dan gak boleh ada yang bercanda ataupun menyeleweng dalam pembicaraan.." membuka percakapan, ajeng membuat peraturan.
Icha , chika, dan dhea hanya mengangguk.
Ajeng tiba tiba merasa kesal, merasa risih melihat chika yang asik bermain dengan gadgetnya se akan tidak menghiraukan apa yang akan dibicarakan oleh ajeng.

"Please chik. Fokus ke pembicaraan kita sekarang. Jangan fokus ke tab lo terus!" tegas ajeng.
Dan kali ini chika tak banyak bicara dan langsung menuruti apa yang ajeng katakan.

"Terus kamu mau ngomong apa..?" tanya chika.

"oke, langsung aja. Gue cuma mau kalian renungin apa yang gue bicarain. Kita tuh udah sahabatan dari smp udah lama dan bukan waktu singkat. Dan sekarang gue ngerasa banyak masalah setelah kita beranjak remaja. Semuanya perlahan lahan berbeda. Menurut gue kita gak sekompak dan se solite dulu! Mana sahabat yang selalu ngerti ? Mana ?" jelas ajeng.


"Loh, bukannya kamu jeng yang selalu ngilang? dan susah buat di ajak bareng? Gimana mau solite kamu aja gitu selalu saja sama april." tungkas chika. Dan perdebatanpun dimulai (lagi)

"Jangan bawa bawa april dalam masalah kita deh! Dia tuh gak tau apa apa! "

"Ikh, emang benerkan?" ujar chika membenarkan apa yang dia katakan tadi.

"Sadar dong chik ! Lo juga. Lo tuh egois ! Kita semua kaya budak lo tau gak. Deket sama siapa aja elo yang ngatur. Mana solidaritas lo sama sahabat sendiri selama ini?" tegas ajeng bernada tinggi dan berhasil menyudutkan chika.

"Iya chik, lu jangan gitu. Kita semua pasti punya pribadi masing masing. Dan emang sih status kita itu ada dilingkaran persahabatan tapi kita juga punya hak komunikasi sosial sama siapa aja. Kita selalu open sama yang lain gak perlu di batesin gini." dhea angkat bicara dan berhasil menyudutkan semua yang chika lakukan itu memang salah.

"It's okey. Gue gak akan ngelarang kalian untuk berteman dengan siapapun. Tapi inget gue tetep gak suka sama si april itu!" ujar chika sambil menatap kearah ajeng.


"Ok. Itu sih terserah elu ya chik. Yang penting gue selalu terbuka untuk berteman dengan siapapun." balas ajeng.

"Jadi? Konflik permasalahan ini selesai kan? Sudah kan? Gak ada perdebatan ataupun marah marah lagi kan?" tanya icha polos.

"Persahabatan kita tetep lanjut sampai kapan pun.."

Akhirnya mereka menyelesaikan permasalahannya dengan bijak walaupun banyak perdebatan mulut yang terjadi. Sifat seseorang sulit untuk dirubah, tidak akan pernah hilang kecuali orang itu sendirilah yang mau berusaha merubah sifatnya sendiri. Ke egoisan seseorang memang sulit di hilangkan tapi mudah untuk di kendalikan. Dan seberat apapun masalah yang terjadi dalam sebuah persahabatan jika dengan sifat bijaknya mengatasi permasalahan pasti akan menemukan titik terang dalam permasalahan tersebut.

#TantanganRCO #ODOP #Tingkat3

Minggu, 14 Januari 2018

Gemuruh ombak

Gemuruh ombak mulai terlihat menghantam empat lima karang-karang yang kokoh, menghantam karang-karang yang seolah sombong dan congkak, tapi seakan tidak berpaling, meskipun ombak tiada henti menghantam.

Seperti itulah dirimu, hanya diam dalam lamunan, seolah aku hanyalah percikan air yang membasahimu. Aku yang berusaha mengetuk pintu hatimu, tapi kamu hanya diam dan seolah tidak mengenalku.

Gemuruh hati ini bagaikan gemuruh ombak yang menyapa pasir di tepian pantai, dan kembali lagi ke tengah laut.

Inikah maumu?
Bila langkah ini tak lagi sana dan seirama, biarlah burung camar bersenandung sendiri dalam senja yang merajuk, biarlah sang pelangi menghilang dari birunya langit.
Langkahmu telah tinggalkan kenangan pahit dalam hidupku.
Untuk apa lagi kamu menoleh kepadaku? Pergilah yang jauh, dengan membawa semua kesombongan yang kau punya.

#30DWC #Day4 #OneDayOnePost

Sabtu, 13 Januari 2018

Rain


Hujan turun persis setelah aku mendengar berita yang menyanyat hati. Dua tiga tetesan air hujan yang mulai membasahi, perlahan menutup air mata yang mengalir di pipi. Kenapa semua ini seolah sudah direncanakan oleh yang Kuasa? Seperti skenario yang sudah disusun sebelumnya.
Aku kesal, sungguh. Mengapa mencintaimu harus sesakit ini? Mengapa kenyataan harus sepahit ini? Mengapa kamu bertahan jika hanya untuk menyakiti? Apa jawaban yang pantas untuk semua ini? Kumohon, jawablah.
Perasaan yang sudah kususun rapi ini mulai berantakan, harapan mulai kacau, semua yang aku impikan kini tidak tau dimana.
Apakah aku ini manusia yang tidak tau diri? Mencoba berharap dengan sesuatu yang terlalu tinggi. Jika benar, tolong sampaikan, agar aku berjaga diri.

#30DWC #Day3 #OneDayOnePost

Jumat, 12 Januari 2018

Di izinkan mencintaimu saja aku sudah bersyukur


Kamu adalah seseorang yang tiba-tiba muncul di saat aku dalam keterpurukan yang luar biasa. Apakah ini memang tidak sengaja atau sudah di atur Sang Kuasa? Entahlah, aku tidak tau, yang pasti aku nyaman bersamamu. Kamu memberikan harapan baru, dan selalu membuat bibir ini tersenyum tanpa sebab yang jelas. Aku memang bukan yang pertama, bukan pula yang ke dua, tapi aku harap aku bisa menjadi yang terakhir. Izinkan aku menjadikan kamu pahlawan di hati ini setelah ayahku. Jika memang tidak di izinkan, aku menurut saja. Karena aku sadar, diizinkan mencintaimu saja aku sudah bersyukur, memilikimu mungkin hanya bonus. Bonus yang sangat indah ❤

#30DWC #OneDayOnePost #Days2

Kamis, 11 Januari 2018

Sudah takdir

Entahlah, rasa apa lagi ini. Sakit, kecewa, marah, sedih, tercampur aduk menjadi satu.
Kamu memilih menjauh untuk waktu yang terbilang cukup lama. Sakit? Memang, ini sakit sekali. Ingin aku marah? Tadi marah kepada siapa? Ini yang sudah kau pilih. Ini sudah menjadi takdir, ini sudah menjadi nasib.

#Days1
#30DWC
#OneDayOnePost

Sabtu, 06 Januari 2018

Semoga terkesan


Kelas Fiksi ODOP 😍

Di mana tempat aku menemukan keluarga yang baru. Mereka semua keren, mereka hebat, mereka selalu membuat perasaan bahagia, dan mereka mengajarkan segala hal yang terbaik. Entahlah, disebut apa tulisan abstrak ini, tulisan yang tidak ada bentuk sama sekali. Tapi mau bagaimana lagi? Aku hanyalah orang awam yang haus akan pelajaran.

Aku menyayangi mereka, sungguh. Mas Wakhid, Mas Yoga, Mbak Wiwid, Mbak Sakifah, Mas Dwi, dan semuanya yang susah jika ditulis satu per satu karena akan membutuhkan banyak tempat hahaha ~. Mereka hebat, keren, asik, tempat curhat yang nyaman, dan selalu menabur ilmu. Mereka memotivasi untuk selalu belajar lagi dan lagi. Walau kadang suka kesal dengan tingkah Mas Wakhid yang selalu mengejek dengan sebutan "bocah ingusan", tapi mau bagaimana lagi? Itu semua benar adanya.

Kalau disuruh mengasih kritik sih mungkin tidak ada, hanya ada saran kecil yang mungkin tidak ternilai, karena ini kecil sekali hahahahaha~. Sarannya, mungkin agar para PJ memberi kritik dan saran untuk setiap tantangan yang diberikan kepada anggota saja sih, agar anggota bisa belajar lagi kesalahan dan terus belajar lagi dan lagi. Mungkin itu saja.

Pesannya : Semoga kita selalu kompak, menggali ilmu bersama, dan jangan selalu bilang aku "bocah ingusan" lelah hayati adek bang hahahaha~

#TantanganODOPFiksi9

Jumat, 05 Januari 2018

Dimana?


Aku berjalan di antara lautan manusia yang hilir-mudik menyibukkan diri. Manusia yang menjejaki bumi pertiwi, namun seolah tidak peduli dengan keadaan dunia saat ini.
Dimana keadilan ? Manusia tidak lagi peduli terhadap sesama. Mereka hanya angkuh dan bersikap seolah semuanya tidak ada yang berubah.

Dimana kemanusiaan? Dimana kekeluargaan? Setelah perang, kini krisis kemanusiaan menyerang.

#TantanganODOP8

Kamis, 04 Januari 2018

Review novel Ilana Tan - Summer In Seoul


Judul : Summer in Seoul
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : Gramedia
Tebal : 280 halaman
Genre : Fiksi – Roman – Young Adult

Kalau suatu saat nanti kau rindu padaku, kau mau memberitahuku?” – Jung Tae Woo

“Kenapa aku harus memberitahumu?” -  Sandy

“Supaya aku bisa langsung berlari menemuimu,” – Jung Tae Woo


Saya suka korea, juga sangat menyukai novel. Dan jika kalian bertanya bacaan apa yang paling kusuka, maka aku akan menjawab novel yang mengambil latar belakang negeri Ginseng tersebut. Jika kalian bertanya, kenapa aku merensensi novel ini, maka jawabannya adalah karena ini adalah kriteria novel yang paling suka dibaca anak muda jaman sekarang. Termasuk saya!



"Aku hanya ingin memintamu berfoto denganku sebagai pacarku" kata Jung Tae-Woo pada gadis dihadapannya.

"Baiklah, asalkan wajahku tidak terlihat."

Ini menarik, terka saya saat membaca sinopsis yang terdapat di cover belakang novel. Hanya satu harapan Sandy untuk sebuah keputusan yang bisa dibilang cukup nekat ini ia hanya bisa berharap ia tidak akan menyesali keputusannya untuk terlibat dengan Jung Tae-Woo. Tanpa mengetahui kebenaran kisah empat tahun yang lalu, Sandy dan Tae-Woo melewati musim panas sebagai sepasang kekasih.

 “Kalau tidak salah, beberapa hal yang bisa membuatmu bahagia adalah mendengarkan musik, makan keripik kentang, bunga, kembang api, hujan, dan bintang. Aku benar, kan?”

Cerita dalam buku ini dituturkan dengan manis—apa yang bisa diragukan dari karya Ilana Tan? Hanya saja terkuaknya rahasia “empat tahun lalu” yang harusnya jadi fokus utama, baru muncul di seperempat bab terakhir. Meski sejak awal kita sudah diberi klu-klu yang memancing penasaran, sih.

Saya menangkap, Ilana Tan lebih suka membuat hubungan asmara dua tokoh utama selalu aman-damai-sentosa-sejahtera (lol). Pun dalam buku ini. Meskipun ada cerita tentang “empat tahun lalu” maupun kehadiran orang ketiga, hubungan dua tokoh utama masih tetap baik-baik saja. Padahal saya sudah membayangkan klimaks yang diisi dengan pertengkaran-pertengkaran sebelum akhirnya mereka dapat kembali menemukan kepercayaan satu sama lain. Well, saya berharap bisa menemukannya pada tiga buku tetralogi yang lain

Eksplor Koreanya juga terasa kurang. Penjelasan saat adegan di Apgeujong-dong—yang juga sedikit menyinggung Myeong-dong—hanya sebatas informasi kecil yang saya rasa setiap orang bisa menemukannya di internet. Dan satu hal lagi, jika saya menjadi Kang YoungMi, sekalipun itu dengan sahabat saya sendiri, rasanya saya tidak akan setenang itu jika idola yang saya sukai memiliki pacar hahaha~

Tapi kekurangan-kekurangan di atas tidak akan terlalu diambil pusing jika kalian benar-benar penggemar berat karya Ilana Tan. Toh “Summer In Seoul” ini tetap karya yang manis. Cocok untuk pembaca mulai dari remaja—tanpa ciuman atau adegan dewasa lain—dan bisa dinikmati oleh kalian yang gemar dengan genre roman namun tidak mau emosinya dibuat naik-turun ala rollercoaster.


Jung Tae-Woo, sosok yang romantis dan penuh perhatian. itulah yang bisa ditangkap oleh nalar saya mengenai sosok itu. Sebuah skandal akhirnya terkuak, bukti bahwa sosok Sandy kini diketahui oleh publik dan tentang  kejadian empat tahun yang lalu, yang membuat Jung Tae-Woo menghindari dunia Showbiz untuk beberapa saat. Sandy dan Jung Tae-Woo benar-benar pasangan serasi. Terkuaknya rahasia kelam diantara mereka, membuat mereka harus menjaga jarak untuk sementara waktu. Hanya sementara hingga mereka bisa menerima keadaan dan mengatur hati masing-masing. Tae Woo disibukkan dengan Jadwal tour dan Sandy kembali ke Jakarta, Indonesia.


Dan sekali lagi, suatu kejadian menguji cinta mereka, Sandy mengalami kecelakaan saat hendak menuju Bandara Soekarno-Hatta, dan alhasil ia pun harus dirawat di rumah sakit.


My best moment : Saat Sandy tengah terbaring lemah, kehilangan kesadarannya.

Laki-laki itu menghela napas berat. Ia menatap wajah Sandy dan saat itu Tara mendengar laki-laki itu berbisik, “Saranghae...” Kerongkongan Tara tercekat dan entah kenapa air matanya bergulir turun. Yang membuat Tara tersentuh adalah cara laki-laki itu mengucapkannya: dengan segenap perasaan, seolah-olah tidak lagi punya tenaga untuk mengucapkan kata-kata lain. Tara tidak bisa berbahasa Korea, tapi ia tahu arti kalimat barusan. Aku mencintaimu....

Yang belum baca, ayo buruan baca buku ini. Dijamin gak akan menyesal, karena buku ini sangat-sangat keren!

#TantanganRCO #TantanganLevel2 #Review

Senin, 01 Januari 2018

Aku mencintai komunitas ini

Ini yang terindah dan teristimewa, jadi aku memilih menulis tulisan ini satu-satunya

Dari dulu memang suka sekali dengan yang namanya baca novel, bahkan buku yang tebalnya beratus-ratus halaman pun selesai dalam sekali baca.
Sebenarnya dulu tidak pernah berniat untuk jadi penulis dan tidak pernah memimpikan hal itu, cukup menjadi penikmat novel saja. Tapi, gagasan itu musnah sudah, disaat aku melihat salah satu anggota ODOP yang tidak lain dan tidak bukan adalah guru bk aku sendiri, menginformasikan bahwa pendaftaran ODOP batch 4 dibuka serta ada tertulis profil komunitasnya disana, aku jadi tertarik hanya untuk mencoba-coba saja. Tapi, setelah gabung, aku merasa seperti itu adalah sebuah kebutuhan, membaca adalah kebutuhan, menulis adalah kebutuhan.
Aku ikuti seleksi dengan semangat yang menggebu-gebu dan ternyata setelah beberapa bulan akhirnya aku lulus juga.
Terima kasih Tuhan atas segala nikmat nya 😇

#TantanganFiksi7

Resolusi


Apa sih resolusi yang ingin kamu capai ditahun 2018?

Jawaban aku pribadi sih sederhana saja, aku ingin menjadi yang terbaik dari tahun-tahun yang sebelumnya. Karena apa? Karena kita harus berkembang menjadi yang lebih baik lagi, lagi, dan lagi.

Keluarga kami selalu harmonis, tidak ada isu-isu yang tidak mengenakan hati.

Apa yang aku impikan di tahun 2017 yang tidak sempat tercapai, dapat tercapai di tahun ini.

Nilai ulangan semester genap ini bisa sesuai dengan kehendak.

Dan yang terakhir, semoga komunitas ODOP semakin oke, besar, dikenal semua orang, pokoknya yang terbaik untuk komunitas kesayangan ini 😍

#TantanganODOP7

Bumi hancur


Setelah kejadian itu terjadi, kejadian yang mematikan, kejadian ganas, kejadian yang tidak berbelas kasihan itu memakan hampir semua penduduk dimuka bumi ini, menyisakan dunia yang hancur terombang-ambing, menyisakan derita dan kesusahan untuk manusia yang tertinggal.

"KIAMAT" itulah kejadian yang menimpa mereka, kejadian yang membuat ngeri semua orang yang tertimpa. Itulah hal yang mereka takuti dari dulu, kini terjadi sudah. Derita dimana-mana, dunia bagai lautan darah, isak tangis orang yang masih hidup terdengar dari mana-mana, suara isakan tangis yang amat menyanyat hati. Mau tidak mau mereka harus menerima kenyataan, mereka harus ikhlas dengan keadaan.

Dunia ini kelabu, dunia ini hancur sehancur-hancurnya. Tidak ada yang tersisa selain manusia-manusia yang menderita. Semua bangunan rata dengan tanah. Lantas bagaimana nasib manusia yang tertinggal ini?
Nasib manusia-manusia yang kehilangan segalanya, mereka yang kehilangan keluarganya.
Betapa hancur nya hati mereka, betapa remuk nya jiwa mereka.
Tapi, mereka segera bangkit, mengharapkan sesuatu yang tersisa. Meraka bertahan hidup, hidup dalam segala keterbatasan yang ada. Mau bagaimana lagi? Jalannya sudah seperti ini.

Hidup dalam kesusahan itu tidaklah gampang, apalagi dengan segala kebutuhan yang mendadak langka dan mahal harganya. Mereka menderita, sangat menderita. Bagaimana caranya mencari penghasilan di dunia yang terombang-ambing tidak karuan. Mereka ingin lari, tapi mereka lari kemana? Seluruh dunia ini sudah hancur. Bertahan hidup dalam dunia yang seperti ini tidaklah menyenangkan, apalagi mejadi orang yang tertinggal, susah sekali!.

Sangatlah susah, perekonomian melambung tinggi setinggi-tingginya. Satu mata uang, satu agama, satu pemerintahan. Apapun mereka, darimanapun asal mereka, tapi mereka harus terima. ANTIKRIS mulai muncul untuk orang-orang yang tertinggal, menambah penderitaan mereka. Mereka tidak boleh belanja jika tidak mempunyai tanda 666, tanda ANTIKRIS. Dunia ini semakin hancur, hancur!.

Semuanya terjadi sebentar lagi. Sebelum bait ketiga dibangun, akan terjadi pengangkatan dan jika kita sudah mendengar bahwa bait ketika itu sudah dibangun, itu artinya kita adalah orang yang tertinggal.

Kemudian terdengar suara bunyi guruh : "Mari!"
Dan aku melihat: sesungguhnya ada seekor kuda putih dan orang yang  menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Kuda putih ini adalah pemimpin ANTIKRIST yaitu LOSIFER dan kemudian ketika metrai kedua terbuka aku mendengar makhluk yg kedua berkata : "Mari!"
Dan majulah seekor kuda lain ,seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi sehingga mereka saling membunuh dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yg besar. Jadi kuda merah ini menggambarkan ketika orang yg benar malah disalahkan dan orang yg salah dibenarkan. Sehingga di bumi tidak ada lagi damai dan meterai yang ketiga terbuka aku mendengar makluk yabg ketiga berkata  : "Mari!"
Dan terlihat seekor uda hitam dan orang yg menungganginya memegang sebuah timbangan ditangannya. Kuda ini yg menggambarkan perekonomian mendadak tinggi -sedinar, sejumput-,upah orang kerja satu hari hanya akan mendapatkan sejumput makanan, dan kemudian terdengar seperti ada suara ditengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Sepucuk gandum sedinar dan tia cupak jelai sedinar tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu"
Dan terbuka metrai yg keempat terdengar suara makluk yg ke-4 berkata : "Mari!" dan terlihat ada seekor kuda hijau kuning dan orang yg menungganginya bernama maut dan kerajaan maut mengikutinya dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang dan kelaparan dan sampar dan dengan binatang binatang buas dibumi.
Dan meterai yg ke-5 dibuka terlihat dibawah mezbah jiwa-jiwa mereka yg telah terbunuh oleh karena firman Bapa dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki dan mereka berseru dengan suara nyaring katanya : "Berapa lamakah lagi, ya penguasa yg kudus dan benar engkau tidak membalaskan darah kami kepada mereka yg diam dibumi?" dan kepada mereka diberikan sehelai jubah putih dan kepada mereka dikatakan bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka yang akan dibunuh sama seperti mereka. Dan ketika metrai yg ke-6 terbuka terjadi gempa,bumi yg dasyat dan matahari hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah bagaikan darah. Dan binatang langit berjatuhan bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah apabila ia digoncang angin yang kencang. Maka menysutlah langit bagaikan gulungan kitab yg digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.

#TantanganODOP7 #GenreFantasi