Jumat, 23 Februari 2018

Mengapa aku harus menjadi Suku Dayak?


"Mah, kenapa sih orang dayak itu selalu percaya dengan hal-hal gaib? Ini kan sudah zaman modern, masih aja percaya sama begituan"

"Key, jaga omonganmu! Dikutuk kau, baru tau rasa!" Ibu kay marah, namun ia menahan untuk tidak teriak, karena takut terdengar tetangga

"Mamah terlalu percaya! Mamah terlalu melebih-lebihkan, mana buktinya mah? Mana" Tanya Key dengan jengkel.

"Kamu ini anak tidak tau diri! Mamah bukannya percaya, tapi setidaknya kita menghargai nenek monyang kita!" Sudah tidak tahan, akhirnya ibu Key berteriak. Ia sudah tidak kuat menghadapi Key yang semakin hari, semakin ada-ada saja.


Key selalu seperti itu, dia tidak pernah percaya sedikitpun, apapun itu. Bahkan tidak jarang dia berfikir kenapa dia harus terlahir menjadi suku dayak, mengapa ia harus hidup di tengah-tengah orang-orang yang percaya kepada hal-hal yang mustahil. Hingga suatu saat, kemalangan menghampiri Key.

Key berlari ke dapur, sambil membawa jaket dan kunci motor yang ia ambil dari kamar kakaknya, pamit kepada ibunya dengan buru-buru. Ibunya sedang memasak nasi goreng ketika Key menghampiri.

"Mah, Key pergi dulu, ada keperluan" Setelah pamit, Key langsung bergegas pergi

"Key, sampulun dulu, besar pahuni nya ini" teriak ibu key

"Gak usah, Mah. Pahuni apaan coba? Gak ngaruh" Jawab Key dengan bodo amat

Key pergi, tanpa menuruti apa kata ibunya. Dengan santai Key mengendarai motornya, dan tiba-tiba rantai motornya putus disaat Key sedang berada dalam kecepatan di atas rata-rata, mengakibatkan Key terbelanting jauh sekitar 15 meter dari tempat kejadian. Beruntung banyak warga yang membantu dan segera menghubungi keluarganya. Key dibawa ke rumah sakit oleh warga yang menolongnya.

Keluarganya datang kerumah sakit, ibunya menangis melihat Key yang tidak berdaya terbaring di kasur rumah sakit.

"Key, kenapa kamu selalu tidak percaya nak? Kenapa kamu selalu menanggap remeh segalanya? Kamu selalu tidak mau kalau ibu suruh sampulun, dan sekarang kamu kena yang namanya  panuni nak. Kita tidak bisa mengelak, kita tidak bisa menghindar, karena ini sudah tradisi kita untuk menghormati nenek moyang kita" ujar ibu Key sambil terisak melihat Key.


Note : Kita terlalu mengganggap mereh segala sesuatu, menyepelekan segala sesuatu. Setiap suku pasti memiliki larangan masing-masing, dan untuk yang tidak percaya, siap-siap saja. Kita bukannya ingin menyembah, tapi apa salahnya jika menghormati? Karena itu adalah adat.

11 komentar:

  1. kata2 nya asing, sampulun, panuni..??

    BalasHapus
  2. Kamu di foto itu yg sebelah mana Sov?

    BalasHapus
  3. Nice noted,... reminder buat kita buat saling menghargai

    BalasHapus
  4. Hai Sovia, kayaknya perlu dikasih catatan di bawah tentang arti sampulun dan pahuni dik.

    BalasHapus
  5. Pesan pokoknya saya bisa dapat, tapi banyak kata yg aku tidak paham

    BalasHapus
  6. Nice, jadi sedikit tau budaya dayak

    BalasHapus
  7. Wah Suku Dayak. Indonesia memang banyak budaya dan tradisi.
    Mungkin bisa diberi keterangan Sampulun dan Pahuni.

    BalasHapus
  8. Sampulun itu kek.. Kualat gitu. Jadi kalo ada tawaran makanan suku Dayak (Banjar juga sih) percaya kalo kita tuh harus makan, nyicip lah minimal biar nggak kualat gitu..ne yang punya blog mana coba?

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan lagi percaya hal2 seperti ini ya.. Percaya ada kekuatan lain selain kekuatan Tuhan Yang Maha Esa adalah perbuatan dosa yang sangat besar.

      Hapus