Selasa, 26 September 2017

Titip rindu untuk nenek



Saat ini aku teringat sosok wanita tua yang selalu ku panggil "Nenek"
Wanita tua yang sangat ku sayang melebihi diriku sendiri
Wanita tua yang selalu panik ketika melihatku kesakitan
Dan wanita tua yang selalu tidur bersamaku ketika berkunjung ke rumah.

Hai, apa kabar nek?
Kau tau? Aku sangat rindu padamu
Rindu pelukan hangatmu
Rindu kecupanmu

Mengapa harus secepat ini?
Mengapa takdir sekejam ini?

Aku ingat sekali malam itu sekitar jam 16:35, tante di kampung sana menelpon sambil terisak mengabarkan bahwa nenek telah pergi untuk selama-lamanya.
Aku kanget, sungguh
Aku berlari dan masuk kedalam kamarku dan segala menumpahkan airmataku yang benar-benar tidak bisa ku bendung lagi.
Malam itu aku memutuskan untuk tidak tidur, aku mengingat setiap detail kebersaan nenek denganku. Salah satu yang paling ku ingat, ketika siang itu aku jatuh dari motor. Mama dan papa tidak tau kejadian itu sampai sekarang. Saat itu hanya nenek yang melihatku berjalan timpang "jangan bilang ke mamah sama papa kalo aku jatuh ya nek"
Nenek dengan senyum yang mengembang di bibirnya hanya menggangguku dan segera mengobati kakiku.
Aku semakin terisak mengingat kejadian itu
Kenapa nenek harus pergi secepat ini nek?
Aku ingin marah, aku juga pernah berfikir jika Tuhan itu tidak adil
Tapi aku memahami, Tuhan lebih sayang sama nenek.

Nenek belum sempat melihatku sukses.
Tapi nenek lihat saja nanti, aku tidak akan pernah mengecewakan nenek

Semoga nenek selalu bahagia di alam sana bersama kakek
Aku mencintai kalian

6 komentar:

  1. Alloh lebih sayang nenek

    Btw pada paragraf pertama pada kata srbut dengan sebutan, mungkin bisa disederhanakan menjadi panggil, Kupanggil atau cukup kusebut

    BalasHapus
  2. Alloh lebih sayang nenek

    Btw pada paragraf pertama pada kata srbut dengan sebutan, mungkin bisa disederhanakan menjadi panggil, Kupanggil atau cukup kusebut

    BalasHapus