Rabu, 13 Desember 2017

Izinkan aku tidur larut malam untuk hari ini saja, Ayah


Aku tinggal bersama anakku, Topan. Ia anak yang aktif dan suka bercanda dulu, sebelum istriku meninggalkan kami.

Terdengar suara hentakan kaki kecil mendekati ruang kerjaku
"Yah, malam ini boleh gak aku begadang?" seru anak kecil yang merengek-rengek kepadaku.
"Gak boleh, kamu kan besok harus sekolah, Topan!"
"Tapi kan yah ...."
"Yaudah kamu masuk ke kamar sana, tidur!" suaraku kini makin terdengar nyaring.
Topan melangkah terseok-seok dengan membawa luka kecil dihatinya tanpa Topan menyadari bahwa aku tau apa yang dia rasakan.

 Topan berjalan menuju kamarnya, dengan luka hati didada karena tidak diizinkan begadang.
Topan membuka pintu kamar dan segera membanting pintu dengan keras sehingga membuat ayahnya terkejut.
"Mungkin dia sedang marah seperti biasa, biarkan saja" gumamku dalam hati
Tapi sebagai ayah yang baik, aku tidak tega melihat Topan seperti itu. Akhirnya kuputuskan untuk menghampiri dia didalam kamarnya.
"Pan, bukain pintu. Ayah mau ngomong"
Belum ada jawaban -seperti tidak ada orang didalam-
"Ayah mau ngomong nih" aku mencoba memanggil dia.
Tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat sosok Topan disana dengan wajah sayu karena habis menangis.
Aku mendekat dan menanyakan "kamu mau ngapain sih pan? Kok mau begadang?. Bukannya ayah ngelarang kamu, tapi kamu kan besok harus sekolah, Nak"
Topan menatapku dengan tatapan sebal sambil berkata "Aku mau begadang itu pasti ada alasannya yah"
"Emang apa?" tanyaku
"Ayah lupa?" Topan semakin terisak
"Besok Topan ulang tahun yah. Topan tidak ingin melewati hari kelahiran Topan begitu saja, toh ini cuman sekali setahun. Ayah benar-benar tidak ingat?"
Aku membatu mendengar ucapan Topan. Ayah macam apa aku ini? Sampai-sampai ulang tahun anakku pun aku tidak ingat. Ini gara-gara aku selalu mengejar materi sampai anak pun aku abaikan.

Aku mendekap bahu Topan dan langsung memeluknya.
"Maafkan ayah nak, ayah bukan bermaksud begitu" ujarku dengan suara yang bergetar
"Terus" kata Topan
" Ayah terlalu sibuk mengejar materi, sampai ulang tahun kamu pun ayah lupa. Maafkan ayah nak. Mulai sekarang ayah janji akan mengutamakan kamu, ayah akan selalu ada waktu untukmu"

Mulai hari itu, aku berdamai pada diri ini. Aku berjanji akan lebih memperhatikan keluarga khususnya anakku. Akan kulakukan semua untuknya agar dapat kulihat lagi senyuman merekah di bibirnya. Setidaknya walaupun Ia tidak mempunyai bunda lagi, masih ada aku yang selalu menjaganya. Biarkan aku menjadi ayah sekaligus bunda untuknya.


Notes : Sayangi orang yang pantas kamu sayangi selagi kamu masih mampu. Jangan terlalu sibuk mengejar duniawi, itu akan membuat kamu sesat nantinya. Sayangi dia semampumu, jangan sampai hatinya terluka. Sebab, menyembuhkan hati yang sudah terlanjur terluka itu akan sangat susah apalagi jika kamu mempermainkan kepercayaannya.

#TantanganfiksiODOP #Temaseharihari


9 komentar:

  1. Sip tulisanmu Sovia...klo kamu semdiri yg ultah hari ini? Tu kmrain ke salon hehehe

    BalasHapus
  2. Sip tulisanmu Sovia...klo kamu semdiri yg ultah hari ini? Tu kmrain ke salon hehehe

    BalasHapus
  3. bgus,,,suka mengalir...pesannya dapat

    BalasHapus
  4. Nice 👍

    Didada = di dada

    "Maafkan ayah nak, ayah bukan bermaksud begitu" ujarku dengan suara yang bergetar = kalimat langsung jangan lupa kasih koma. "Maafkan ayah nak, bukan bermaksud begitu," ujarku dengan suara bergetar.

    BalasHapus
  5. ada kata tau, yang harusnya "tahu", bkn tahu bulat ya...

    Asyik tulisannya kok, apalagi tampilan blog nya (hehehe, baru ya?)

    BalasHapus